Budidaya Cabe Rawit dari Persiapan hingga Panen

Budidaya Cabe Rawi

Cabe rawit merupakan salah satu komoditi yang banyak ditanam di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh dengan baik di daerah tropis terutama di daerah lintang khatulistiwa. Budidaya cabe rawit banyak dilakukan di tanah yang cukup gembur dengan jumlah curah hujan yang cukup.

Untuk bisa memproduksi cabe rawit, maka kamu harus mengikuti standar operasional prosedur. Teknik budidaya yang baik akan menghasilkan kualitas cabe yang pedas dan juga hasil yang banyak. Apa saja yang harus kamu lakukan? Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu ikuti ketika menanam cabe rawit.

Proses Budidaya Cabe Rawit hingga Panen

Penyediaan Benih

Budidaya Cabe Rawit

Benih yang digunakan untuk budidaya haruslah sehat secara genetik dan memiliki daya tumbuh yang baik. Kamu bisa membeli benih di toko yang terpercaya dan memiliki tingkat kemurnian tertentu. Pemilihan varietas juga memiliki pengaruh penting. Bagaimana cara memilih benih yang tepat?

Baca Juga : Cara Menjadi Hacker Bagi Pemula dan Skill yang Harus Dikuasai

  • Carilah benih cabe rawit yang dijual lepas oleh Kementerian Pertanian karena artinya benih tersebut sudah melewati proses penelitian.
  • Baca label pada kemasan dan pilihlah benih yang memiliki daya kecambah >80%. Artinya, saat disemaikan, maka daya tumbuhnya mencapai 80%.
  • Baca ketentuan tanam pada kemasan yang umumnya menjelaskan bagaimana benih tersebut bisa tumbuh berdasarkan musim dan iklim.
  • Cek tanggal kadaluarsa benih karena yang kadaluarsa tidak akan bisa tumbuh.

Menyiapkan Media Persemaian

Budidaya Cabe Rawit

Sebelum bisa menanam di tempat yang lebih besar seperti bedengan atau kebun, kamu harus menyemaikan benih terlebih dahulu. Kamu bisa langsung melakukannya di bedengan langsung selama keadaannya sudah steril. Cara lain adalah dengan menyemaikan benih di dalam polybag.

  • Benih yang sudah kamu beli harus direndam terlebih dahulu dengan menggunakan air hangat. Perendaman ini harus dilakukan selama 12 jam penuh tanpa mengganti air.
  • Siapkan media tanam terlebih dahulu dengan mencampurnya dengan pupuk kompos, lalu dibuat jarak tanam berlubang sejauh 3-5 cm antar lubang.
  • Taruh benih di lubang dan tutup dengan menggunakan tanah yang tipis.
  • Setelah 14 hari, benih akan menjadi bibit karena sudah ada setidaknya 2-3 helai daun.
  • Pindahkan ke media tanam yang lebih besar.

Menyiapkan Lahan Tanam

Budidaya Cabe Rawit

Lahan tanam budidaya cabe rawit harus dipersiapkan setidaknya seminggu sebelum penanaman dimulai. Hal ini meliputi pemupukan lahan dan memasan mulsa plastik. Mulsa bisa membantu pertumbuhan optimal karena menjaga kondisi tanah dan pupuknya.

Bagaimana jenis tanah yang tepat untuk budidaya ini? Tanah harus memiliki kondisi yang gembur sehingga drainasenya sangat baik, namun tidak juga berpasir. Kemudian, tanah yang disiapkan harus diolah dengan mencampurkan pupuk organik sehingga keadaannya lebih subur dan aman.

Untuk bisa berhasil budidaya cabe rawit, kamu perlu memilih lahan yang sebelumnya tidak ditanami oleh jenis tanaman yang sama. Jenis tanaman yang masuk ke dalam family ini adalah terong, tembakau, melon, dan tobat. Pilihlah lahan bekas tanam tebu, jagung, padi, atau bawang merah.

Mengolah Lahan Tanam

Budidaya Cabe Rawit

Lahan tanam yang memiliki kotoran seperti gulma dan sisa tanaman dari panen sebelumnya perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan menggunakan pupuk. Pengolahan ini memerlukan proses pencangkulan tanah yang dalamnya sekitar 25-30 cm.

Selain dicampur dengan menggunakan kompos, SOP budidaya cabe rawit juga mengharuskan kamu untuk memberikan kapur tanah. Jenisnya cukup banyak sesuai ketersediaan, mulai dari dolomit, zeolit, hingga kaptan. Kapur bisa meningkatkan pH tanah sehingga tidak terlalu asam.

Pemupukan Tanah Dasar

Budidaya Cabe Rawit

Ada dua jenis pemupukan yang harus kamu lakukan sebelum budidaya. Pertama adalah memupuk tanah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan harus matang dan dicampur dengan tanah. Pencampuran dilakukan sekitar 14 hari sebelum tanam.

Pemupukan yang kedua adalah dengan menggunakan pupuk anorganik. Pupuk yang umumnya digunakan untuk budidaya cabe rawit adalah NPK yang pemberiannya dilakukan 7 hari sebelum tanam. Kemudian, pupuk akan disebar ke tanah sebelum bibit cabe ditanam.

Memasang Mulsa

Budidaya Cabe Rawit

Pemasangan mulsa dalam budidaya cabe rawit cukup disarankan. Mulsa memiliki fungsi untuk melindungi kelembaban tanah dan juga struktur tanah dari ancaman erosi. Jenis mulsa yang sering digunakan adalah plastik hitam atau berwarna perak yang ukurannya 100-125 cm.

Baca Juga : Daftar 11 Tools CRM Paling Sering Digunakan oleh Perusahaan

Memasang mulsa pada bedengan untuk menanam cabai memerlukan penjepit yang berupa pasak. Pasak bisa ditanamkan di sisi-sisi bedengan. Kemudian, tarik mulsa hingga bisa menutupi seluruh bagian lengan kecuali lubang tanam. Pastikan kamu sudah memberikan pupuk terlebih dahulu.

Membuat Lubang Tanah

Budidaya Cabe Rawit

Membuat lubang untuk menanam cabai bisa dilakukan ketika kamu sudah memasang mulsa. Hanya saja, kamu akan membutuhkan alat untuk bisa melubangi morse terutama mulsa yang sifatnya tebal. Pola untuk membuat lubang tanam bisa beragam tetapi biasanya mengikuti sistem zigzag.

Pembuatan lubang tanam juga membutuhkan perhitungan yang tepat terutama di musim-musim tertentu. Di saat penanaman yang dilakukan di musim hujan maka jarak tanamnya adalah 50 x 70 cm. Sementara, apabila kamu melakukan budidaya cabe rawit di musim kemarau maka jarak tanamnya adalah 40 x 50 cm.

Proses Penanaman Cabe Rawit

Budidaya Cabe Rawit

Setelah bibit sudah melewati 14 hari, maka saatnya bibit dipindahkan ke lahan untuk budidaya. Kamu harus terlebih dahulu membuang bibit yang gagal tumbuh sehingga hanya bibit yang berhasil saja yang akan ditanam. Kamu mempunyai dua pilihan untuk menanam, di pagi hari atau di sore hari.

Bibit cabe rawit yang akan ditanam ke bedengan harus memiliki batang yang lurus dan akarnya yang banyak. Bibit akan dibenamkan hingga bagian leher akar. Kemudian, kamu harus memadatkan area akar dengan tanah yang ada di sekitarnya. Hindari menanam di siang hari agar tanaman tidak layu.

Penyiraman Tanaman

Budidaya Cabe Rawit

Pengairan di dalam budidaya cabe rawit sangat penting untuk menggantikan air yang meresap ke tanah atau hilang karena penguapan. Meski begitu, kamu harus melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman. Di saat musim kemarau, kamu harus menyiram tanaman setidaknya satu kali sehari di pagi atau di sore hari.

Teknik pengairan biasanya dilakukan dengan menyiram di bagian akarnya saja. Kamu juga perlu melihat kondisi tanah terlebih dahulu, jika terlalu lembab maka kamu tidak perlu menyiram tanaman. Di saat musim hujan, tugas kamu adalah memastikan bahwa drainase di sekitar bedengan sangat baik agar air tidak menggenang.

Pemupukan Tanaman

Budidaya Cabe Rawit

Pemupukan saat budidaya cabe rawit tergantung dari jenis cabe yang ditanam. Aplikasi pemupukan tanaman hibrida dilakukan di hari ke-15, 28 dan 42 hari. Untuk jenis tanaman cabai non hibrida, maka aplikasi pemupukan dilakukan setelah hari ke-60 dan ke-80. Kamu juga harus selalu mencatat waktu pemupukan.

Dosis pemupukan juga akan tergantung dari banyaknya budidaya cabe rawit. Secara umum, jenis pupuk yang sering digunakan untuk budidaya ini adalah urea, ZA, SP-18 dan KCl. Pemupukan menggunakan pupuk kimia akan menjamin mutu dan kualitas cabai yang nantinya akan dipanen.

Memasang Ajir Tanaman

Budidaya Cabe Rawit

Ajir tanaman merupakan sebuah penopang yang akan dipasang di dekat tanaman cabe itu sendiri. Dalam budidaya cabe rawit, pemasangan ajir menjadi sebuah keharusan untuk mencegah tanaman cabai menjadi bengkok. Ajir biasanya terbuat dari bambu yang memiliki tinggi hingga 1 meter.

Setelah aja ditancapkan di samping tanaman cabe, maka tanaman akan diikat ke ajir itu sendiri dengan menggunakan tali rafia. Biasanya, pemasangan ajar akan dilakukan setelah 30 hingga 40 hari. Ajir juga akan membantu tanaman cabe tetap berdiri tegak meskipun terkena angin.

Membuang Tunas Air

Meskipun pertumbuhan tunas air pada tanaman cabe rawit terbilang wajar, kamu harus tetap membuang tunas air tersebut. Tunas air biasanya akan memakan nutrisi dan air sehingga menghambat pertumbuhan tanaman cabe. Pembuangan tunas air juga akan membantu tanaman cabe membentuk tajuk yang ideal.

Tunas daun biasanya akan muncul pada bagian ketiak tanaman cabe di usia 12 hari. Kamu juga perlu melakukan pemipilan tunas air di pagi hari sehingga mengoptimalkan sisa hari untuk fotosintesis tanaman. Lakukan kembali pada di hari ke-30 atau ketika kamu menemukan adanya tunas air pada tanaman cabe rawit.

Melakukan Pengendalian Hama

Pengendalian hama pada budidaya cabe rawit harus dilakukan secara terus-menerus karena bisa merugikan ekonomi jika tidak dilakukan. Tanaman cabe rawit terbilang cukup sensitif terhadap hama. Kamu juga harus mengenali jenis hama yang sering menyerang tanaman cabe terlebih dahulu. Apa saja tekniknya?

• Teknik perangkap

Teknik perangkat merupakan sebuah teknik untuk mengendalikan hama dengan menanam tanaman caisin di sekitar tanaman cabe itu sendiri. Teknik ini akan memerangkap berbagai jenis kutu daun.

• Teknik Kimiawi

Teknik ini juga dibilang sebagai tekniknya cepat apabila serangan sudah di atas ambang yang berbahaya. Namun penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijak agar tidak membahayakan hasil cabe.

• Teknik fisik mekanik

Cara ini dilakukan apabila kamu menemukan lalat buah yang menyerang tanaman cabe. Sebaiknya kamu memetik cabe yang terserang lalat buah kemudian dibakar atau dikubur di tempat yang jauh dari kebun.

Baca Juga : Apa Itu CRM : Pengertian, Peran, Tujuan, Komponen dan Fiturnya

Panen Cabe Rawit

Panen cabe rawit dilakukan sekitar umur 70 hingga 90 hari. Budidaya cabe rawit bisa melakukan panen apabila warna cabe juga sudah masak sekitar 80%. Pada saat memetik buah cabe, kamu juga harus memetik bagian tangkainya sekaligus. Kamu bisa menggunakan ember atau keranjang plastik untuk menaruh cabe yang akan dipanen.

MEC News

Saat melakukan panen cabe, kamu juga bisa melihat bagaimana buah cabe tersebut tumbuh. Apabila ditemukan serangan, kamu bisa melakukan pemipilan kembali hingga tanaman cabe tersebut menghasilkan buah yang sehat untuk sisa yang belum dipanen. Kamu memiliki dua pilihan panen yakni di pagi atau sore hari.

Pasca Panen

Langkah terakhir yang dilakukan pada budidaya cabe rawit adalah pasca panen atau sortasi cabe itu sendiri. Sortasi cabe rawit bisa berdasarkan warna, ukuran, dan kualitas. Kamu bisa meletakkan cabe yang telah dipanen di atas terpal atau kertas koran.

Pasar panen juga meliputi aksi untuk mengering anginkan hasil buah yang telah dipanen. Hal ini akan mencegah pembusukan dini karena banyaknya gas etilen dan sirkulasi udara yang buruk. Kamu juga bisa melakukan sortasi sesuai dengan permintaan pasar.

Kesimpulan

Budidaya cabe rawit membutuhkan ketekunan ketika mengerjakan setiap langkahnya. Kualitas tanah dan pengendalian gulma sangat penting untuk mendukung tumbuhnya tanaman cabe rawit yang sehat. Dengan mengikuti teknik di atas, kamu bisa mendapatkan hasil tanaman yang berkualitas.

Wujudkan Impianmu : Beasiswa 100% dari LKP Mandiri Entrepreneur Center!

Segera daftarkan dirimu dan ikuti jejak para pengusaha sukses yang telah kami latih. Bersama, kita akan membangun generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dunia bisnis global.

Jangan tunda lagi! Jadilah bagian dari perubahan. Daftar sekarang di LKP Mandiri Entrepreneur Center dan mulailah perjalanan menuju kesuksesanmu. DAFTAR SEKARANG

Bagikan:

Tags

Agribisnis

Related Post

Leave a Comment