Tasmi’ Juz 30 Sekali Duduk: MEC Berdayakan Peserta Didik Bangun Karakter Qur’ani

Mec News
Mec News

Surabaya, MEC.or.id – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh peserta didik MEC asal Jombang. Siti Suci Rahma Diana, Peserta Didik yang masih dalam tahap pendidikan, berhasil menyelesaikan tasmi’ Juz 30 hanya dalam satu kali duduk. Pencapaian ini semakin mengesankan karena Siti mengaku belum pernah menghafal Juz 30 sebelumnya secara keseluruhan.

Pelaksanaan tasmi’ dilakukan pada hari Selasa, tanggal 23 September 2025, sebagai bagian dari program penguatan hafalan Al-Qur’an di lingkungan pendidikannya. Dalam kesempatan tersebut, Siti diminta untuk menyetorkan hafalan Juz 30 secara lengkap di hadapan para penguji. Tanpa ada kesalahan yang berarti, ia berhasil menyetorkan seluruh isi Juz 30 dengan lancar.

Menurut pengakuannya, ini adalah kali pertama ia menghafal keseluruhan Juz 30. Meskipun demikian, dalam proses tasmi’, ia mampu menyampaikan hafalannya dengan baik dan tepat. Dengan pencapaian luar biasa ini, Siti Suci Rahma Diana dinyatakan lulus tasmi’ oleh tim penguji.

Kepala Program MEC, Ust Hevny, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas capaian tersebut. “Siti telah menunjukkan dedikasi dan kemampuan luar biasa. Ini bukan hanya soal kemampuan menghafal, tetapi juga tentang kesungguhan dan niat yang kuat. Semoga menjadi inspirasi bagi Peserta Didik lain,” ujar beliau.

Mec News

Tasmi’ merupakan salah satu metode penilaian dalam pembelajaran Al-Qur’an, di mana peserta didik diminta menyetorkan hafalan secara lisan di hadapan penguji. Umumnya, Peserta Didik yang mengikuti tasmi’ telah menjalani proses menghafal berulang kali dalam jangka waktu tertentu. Namun, berbeda dari biasanya, Siti justru mengikuti tasmi’ tanpa pengalaman menghafal Juz 30 secara penuh sebelumnya.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan niat yang kuat, ketekunan, serta metode belajar yang tepat, setiap Peserta Didik memiliki potensi untuk mencapai prestasi luar biasa dalam bidang tahfidz Al-Qur’an. Keberanian Siti dalam mengikuti tasmi’ tanpa bekal hafalan bertahun-tahun juga menjadi pelajaran penting bahwa kemampuan seseorang tidak selalu ditentukan oleh lamanya waktu belajar, tetapi juga oleh kualitas dan konsistensinya.

Pencapaian Siti menjadi bukti bahwa program pembelajaran Al-Qur’an di MEC tidak hanya berfokus pada kemampuan akademik, tetapi juga pemberdayaan spiritual dan pembentukan karakter peserta didik. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi besar untuk berkembang jika diberi bimbingan yang tepat dan lingkungan yang mendukung.

MEC berkomitmen untuk terus menghadirkan program yang mendorong peserta didik berani mengambil tantangan, meningkatkan kualitas diri, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Dengan demikian, lulusan MEC diharapkan tidak hanya unggul dalam kompetensi dunia kerja, tetapi juga memiliki fondasi moral dan spiritual yang kuat untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

Bagikan:

Tags

Related Post