Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Siti Muawanah Raih Kemandirian

Mec News

Surabaya – Di tengah keterbatasan, harapan tak pernah padam. Itulah kisah yang tercermin dalam perjalanan hidup Siti Muawanah, Perempuan asal Ngawi kelahiran 12 Mei 2002, yang berhasil bangkit dari keterpurukan menuju kehidupan yang lebih baik berkat tekad dan pendidikan di LKP Mandiri Entrepreneur Center (MEC).

Mua, nama panggilannya, tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya sempat menderita stroke dan membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit, sementara sang ibu berjualan sayur keliling untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Saya harus berhenti sekolah karena kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan. Saya bekerja untuk membantu ibu memenuhi kebutuhan hidup,” kenang Mua dengan nada lirih.

Namun, dibalik semua keterbatasan, keinginan untuk melanjutkan pendidikan tak pernah padam. Harapan itu hadir ketika kakaknya, yang pernah menjadi duta guru di Yatim Mandiri Madiun, mengenalkan Mua pada LKP MEC.

“Saya memilih MEC karena prospek ke depannya jelas, dan beasiswa gratis 100% yang  membuat saya bisa kembali belajar. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan,” ungkapnya.

Mec News

Perjalanan belajar di MEC bukan hanya menambah keterampilan, tetapi juga membentuk kepercayaan diri. Mua mengenang suasana positif yang selalu menyelimuti setiap aktivitas belajar.

“Suasananya menyenangkan dan penuh kekeluargaan. Lingkungan di MEC membawa kami ke arah yang benar. Saya belajar banyak, mulai dari public speaking, Microsoft Office, hingga cara berpikir tenang dalam menghadapi masalah,” jelasnya.

Tak hanya keterampilan teknis yang diasah, tetapi juga sikap dan pola pikir. “Dulu saya sering menangis ketika menghadapi masalah, sekarang saya bisa menyelesaikannya dengan bijak. Saya belajar bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan pelajaran berharga untuk bangkit lebih kuat,” ujarnya.

Setelah lulus dari MEC, perubahan besar terlihat dalam kehidupan Mua. Ia kini bekerja sebagai Staff Admin Keuangan dan Staff Program di Yatim Mandiri Ngawi, dengan pendapatan yang sudah mencukupi kebutuhan keluarga. Dari hasil kerja kerasnya, Siti mampu membeli handphone, sepeda motor, dan mesin cuci—simbol nyata kemandirian yang dulu hanya menjadi mimpi.

“Alhamdulillah, saya lebih mandiri, baik secara mental maupun finansial. Hidup saya jauh lebih terarah dan penuh harapan,” ucapnya penuh rasa syukur.

Mec News

Bagi para peserta yang sedang menempuh pendidikan di MEC, Mua memberikan pesan yang menyentuh hati. “Capek belajar itu wajar, yang penting jangan berhenti. Masa depan dibangun dari keringat hari ini. Nikmati prosesnya, karena hasilnya akan indah,” katanya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada MEC. “MEC bukan hanya tempat belajar, tapi rumah yang membentuk karakter saya. Semoga MEC terus berkembang, berinovasi, dan mencetak generasi yang mandiri serta bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya dengan senyum penuh keyakinan.

Bagikan:

Tags

Related Post