Hukum Memotong Kuku Saat Haid, Boleh atau Dilarang?

hukum memotong kuku

Para wanita muslimah seringkali memiliki pertanyaan seputar kegiatan sehari-hari saat haid, termasuk perawatan diri. Salah satunya adalah hukum memotong kuku saat haid, apakah diperbolehkan atau justru sebaiknya dihindari dalam Islam, hal ini harus jelas.

Perlu kamu ketahui, pembahasan mengenai hal ini sebenarnya tidak ditemukan secara spesifik dalam Al-Qur’an maupun hadis. Oleh karena itu, para ulama biasanya merujuk pada dalil-dalil umum dan melakukan ijtihad untuk memberikan panduan bagi umat.

Mitos Seputar Larangan Memotong Kuku Saat Haid di Masyarakat

hukum memotong kuku ketika haid

Mitos memotong kuku saat haid kemungkinan besar berawal dari keprihatinan tentang kesucian dan hari penghakiman. Ada anggapan bahwa orang yang sedang haid berada dalam keadaan tidak suci, sehingga rambut dan kuku yang dipotong juga dianggap tidak suci.

Jika rambut dan kuku ini dibuang, dikhawatirkan akan menjadi masalah di akhirat nanti. Mitos-mitos seperti ini umumnya muncul dari interpretasi atas fenomena alam, kepercayaan leluhur, atau ajaran agama yang disalahpahami.

Baca Juga :

Penyebaran mitos ini kemungkinan besar terjadi melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita dari orang tua, sesepuh, atau tokoh masyarakat turut berperan dalam melanggengkan mitos ini.

Di era modern, media sosial dan platform daring juga berperan dalam penyebaran informasi, baik yang akurat maupun yang tidak. Jadi, pantau terus ulasan ini karena akan dijelaskan secara detail apakah diperbolehkan atau tidak.

Apa Hukum Memotong Kuku Saat Haid dalam Ajaran Islam?

Tidak ada ayat Al-Quran maupun hadits yang secara eksplisit menyebutkan larangan memotong kuku saat haid. Memotong kuku sendiri merupakan bagian dari sunnah fitrah, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

MUI menyoroti bahwa larangan memotong kuku saat haid berasal dari mitos yang berkembang di masyarakat. Mitos ini muncul dari keyakinan bahwa bagian tubuh yang terpisah dari seseorang yang sedang hadas besar akan kembali kepadanya di akhirat kelak.

Penting untuk diingat bahwa durasi maksimal haid adalah 15 hari. Jika darah keluar kurang dari 24 jam atau lebih dari 15 hari, maka itu disebut istihadhah (pendarahan di luar siklus haid). Istihadhah memiliki hukum yang berbeda dengan haid.

Adapun tanda-tanda berakhirnya haid adalah keluarnya cairan putih (al-qashshah al-baydha’) atau terasa kering (jufuf). Meskipun terdapat mitos tersebut, ada bukti yang menunjukkan bahwa memotong kuku saat haid diperbolehkan.

Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu’ Al-Fatawa merujuk pada hadits ‘Aisyah RA ketika beliau dalam kondisi haid pada saat haji wada’. Rasulullah ṣalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya:

انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ وَدَعِي الْعُمْرَةَ

“Bukalah gelung rambutmu dan sisirlah (ketika mandi), kemudian berniatlah (berihram) untuk haji dan tinggalkanlah umrah.” (HR Imam Bukhari: 1556, Imam Muslim: 1211)

Dalam hadits ini, Aisyah RA yang sedang haid diminta untuk menyisir rambutnya. Logikanya, beberapa helai rambut pasti. Namun, Rasulullah SAW tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kerontokan rambut atau kuku saat haid tidak dilarang.

Pendapat Ulama dan Lembaga Fatwa Terkemuka di Indonesia

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan umat Muslim tentang boleh tidaknya memotong kuku saat haid. Sebagian berpendapat bahwa hal itu dilarang, sementara yang lain berpendapat diperbolehkan.

Artikel ini akan membahas hukum memotong kuku saat haid menurut ulama dan lembaga fatwa terkemuka, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh dan menjawab pertanyaan yang mungkin kamu miliki.

1. Pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI)

MUI, sebagai lembaga yang mewadahi ulama di Indonesia, secara eksplisit menyatakan bahwa larangan memotong kuku dan rambut saat haid adalah mitos masyarakat. Mitos ini muncul dari keyakinan bahwa bagian tubuh yang terpisah akan kembali kepada pemiliknya.

Meskipun demikian, MUI mengutip kitab Nihayat az-Zain yang menyatakan bahwa disunnahkan bagi orang yang wajib mandi besar (junub) untuk tidak menghilangkan sesuatu dari badannya, termasuk kuku dan rambut, sebelum mandi.

Alasannya, setiap bagian tubuh akan kembali di akhirat, dan jika dihilangkan sebelum mandi, maka hadats besar akan kembali kepadanya.

2. Pendapat Ulama Kontemporer

Pandangan yang melarang memotong kuku saat haid, menurut beberapa ulama kontemporer, berakar dari keyakinan bahwa perempuan yang sedang menstruasi adalah kotor. Pandangan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam Islam.

Baca Juga :

Islam justru menganjurkan kebersihan, dan memotong kuku adalah bagian dari fitrah manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Larangan memotong kuku saat haid merupakan interpretasi yang lemah dan lebih banyak dipengaruhi oleh mitos daripada ajaran Islam.

3. Hadits yang Relevan

Hadits dari HR Imam Bukhari: 1556, Imam Muslim: 1211) yang sudah dijabarkan sebelumnya menunjukkan bahwa menyisir rambut, yang dapat menyebabkan rambut rontok, diperbolehkan saat haid. Jika dianalogikan, memotong kuku pun seharusnya diperbolehkan.

Hukum memotong kuku saat haid menurut hadits lain datang dari Abu Hurairah juga menjelaskan tentang hal ini, dari Rasulullah SAW. bersabda: “Di bawah setiap lembar rambut adalah junub, maka basuhlah rambut dan bersihkanlah kulit.” (HR al-Turmidzi).

Hadits ini menekankan pentingnya membersihkan seluruh tubuh saat mandi wajib, termasuk rambut. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kebersihan, dan memotong kuku merupakan salah satu cara untuk menjaganya.

4. Pendapat Ulama Klasik

Imam al-Ghazali, dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, berpendapat bahwa seseorang yang junub sebaiknya tidak memotong kuku, rambut, atau menghilangkan bagian tubuh lainnya sebelum mandi. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa bagian tubuh yang dipotong akan kembali di akhirat dalam keadaan junub.

Implikasi Memotong Kuku Saat Haid, Antara Kesehatan dan Keyakinan

Haid merupakan siklus alami yang dialami setiap wanita. Selama masa ini, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, termasuk menjaga kebersihan diri. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah bolehkah memotong kuku saat haid?

Pentingnya Memotong Kuku Secara Teratur

Memotong kuku secara teratur merupakan bagian penting dari menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Kuku yang panjang dapat menjadi sarang kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi tempat bakteri dan kuman bersarang, yang apabila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.  Anak-anak, yang sistem kekebalan tubuhnya belum sekuat orang dewasa, lebih rentan terhadap infeksi akibat kuman dari kuku yang panjang dan kotor.

Berikut ini adalah beberapa manfaat memotong kuku secara teratur:

  • Mencegah Infeksi: Kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur, yang dapat menyebabkan infeksi seperti paronychia (infeksi pada lipatan kulit di sekitar kuku).
  • Mengurangi Risiko Cedera: Kuku yang panjang mudah patah, robek, atau terjepit, yang dapat menyebabkan cedera dan ketidaknyamanan.
  • Menjaga Kebersihan: Kuku yang pendek dan bersih membantu mencegah penumpukan kotoran dan kuman.
  • Menjaga Penampilan: Kuku yang rapi dan bersih memberikan kesan yang baik dan meningkatkan rasa percaya diri.
  • Mencegah Bau: Kotoran dan minyak yang terperangkap di bawah kuku dapat menyebabkan bau tidak sedap.
  • Memudahkan Aktivitas: Kuku yang pendek memudahkan aktivitas sehari-hari, seperti mengetik, memasak, dan merawat bayi.
  • Mencegah Masalah Kuku: Memotong kuku secara teratur dapat mencegah masalah kuku, seperti kuku tumbuh ke dalam.

Memotong Kuku Saat Haid Bagian dari Menjaga Kebersihan

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan, atau thaharah. Kebersihan diri merupakan bagian penting dalam Islam, dan memotong kuku, termasuk saat haid, adalah salah satu caranya.

Kuku yang pendek dan bersih membantu mencegah penumpukan kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Selama masa haid, wanita perlu lebih memperhatikan kebersihan diri karena lebih rentan terhadap infeksi.

Hikmah Memotong Kuku dan Menjaga Kebersihan secara Umum saat Haid

Saat haid, menjaga kebersihan itu penting banget, termasuk soal potong kuku. Ternyata, ada hikmahnya juga dalam Islam. Yuk, kita kupas tuntas tujuh hikmah memotong kuku dan menjaga kebersihan saat haid!

1. Mencegah Berkembangbiaknya Kuman dan Bakteri

Kuku yang panjang bisa menjadi tempat ideal bagi kuman dan bakteri untuk berkembang biak, apalagi saat haid. Area kewanitaan menjadi lebih lembap sehingga risiko infeksi meningkat jika kebersihan tidak terjaga.

Dengan memotong kuku, kamu meminimalkan risiko tersebut. Kuku yang pendek dan bersih mengurangi potensi kuman berpindah dari tangan ke area sensitif, sehingga membantu mencegah infeksi serta menjaga kesehatan.

2. Menjaga Kebersihan Diri Secara Optimal

Saat haid, menjaga kebersihan diri menjadi lebih krusial. Islam sangat menekankan pentingnya kebersihan, termasuk dalam kondisi ini, di mana perhatian ekstra terhadap higienitas sangat dianjurkan untuk kesehatan dan kenyamanan.

Memotong kuku adalah bagian dari upaya menjaga kebersihan diri secara menyeluruh. Terkait hukum memotong kuku saat haid, sebagian ulama membolehkan, sebagian memakruhkan, namun yang utama adalah menjaga kebersihan dan kesehatan, bukan soal boleh tidaknya saja.

3. Meningkatkan Kenyamanan dan Kesehatan Fisik

Kondisi haid seringkali disertai dengan rasa tidak nyaman pada tubuh, seperti kram atau pegal. Menjaga kebersihan, termasuk memotong kuku, dapat memberikan kontribusi positif terhadap kenyamanan fisik secara keseluruhan.

Dengan kuku yang bersih dan pendek, aktivitas sehari-hari menjadi lebih nyaman. Risiko terluka akibat kuku panjang juga berkurang. Hal ini mendukung kesehatan fisik, sehingga kamu bisa fokus beribadah.

4. Membantu Menjaga Kesucian dan Kebersihan Ritual

Meskipun sedang haid dan tidak menjalankan salat, menjaga kebersihan tetap menjadi bagian penting dalam ajaran Islam. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan ini berlaku dalam segala kondisi, termasuk saat haid.

Dengan memotong kuku dan menjaga kebersihan diri, kamu menunjukkan kepedulian terhadap nilai-nilai kebersihan dalam Islam. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap ajaran agama, meskipun sedang tidak dalam keadaan suci untuk salat.

5. Mengurangi Potensi Bau Tidak Sedap

Darah haid memiliki potensi menimbulkan bau tidak sedap jika kebersihan tidak terjaga dengan baik. Kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi ini, karena kuman terperangkap.

Dengan rutin memotong kuku, kamu turut andil dalam meminimalkan potensi tersebut. Apabila membahas hukum memotong kuku saat haid, ingatlah bahwa menjaga kebersihan adalah prioritas, sehingga memotong kuku bisa menjadi ikhtiar positif.

6. Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kesegaran

Kebersihan diri yang terjaga, termasuk kuku yang rapi dan bersih, secara tidak langsung memengaruhi rasa percaya diri. Saat haid, di mana perubahan hormon bisa memengaruhi suasana hati, menjaga kebersihan dapat meningkatkan mood.

Dengan merasa bersih dan segar, kamu akan lebih percaya diri dalam menjalani aktivitas. Ini juga membantu menjaga positive vibes, sehingga kamu bisa tetap produktif dan merasa nyaman dengan diri sendiri, bahkan saat haid.

7. Mendukung Kesehatan Reproduksi Jangka Panjang

Menjaga kebersihan area kewanitaan, termasuk dengan memotong kuku secara teratur, adalah investasi kesehatan jangka panjang. Ini membantu mencegah infeksi yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi secara keseluruhan, jika tidak ditangani.

Kebiasaan baik ini, jika dilakukan secara konsisten, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatanmu. Ini adalah bentuk perlindungan diri dari potensi masalah kesehatan reproduksi di masa depan, serta investasi jangka panjang.

Baca Juga :

Jadi, kesimpulan dari berbagai penjelasan ulama, hukum memotong kuku saat haid adalah mubah atau diperbolehkan. Kamu tidak perlu khawatir karena tidak ada dalil shahih yang melarangnya.

Dengan demikian, kegiatan memotong kuku saat haid lebih kepada preferensi dan kenyamanan pribadi. Selama menjaga kebersihan, tindakan tersebut sah-sah saja dilakukan dan tak perlu menjadi sumber keraguan.

Wujudkan Impianmu : Beasiswa 100% dari LKP Mandiri Entrepreneur Center!

Segera daftarkan dirimu dan ikuti jejak para pengusaha sukses yang telah kami latih. Bersama, kita akan membangun generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dunia bisnis global.

Jangan tunda lagi! Jadilah bagian dari perubahan. Daftar sekarang di LKP Mandiri Entrepreneur Center dan mulailah perjalanan menuju kesuksesanmu. DAFTAR SEKARANG

Bagikan:

Tags

Keislaman

Related Post