Mandi wajib harus dilakukan agar tubuh suci dari hadas besar. Dalam kehidupan seorang muslimah, mandi wajib ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis hadasnya. Salah satunya adalah mandi nifas. Tata cara thaharah ini mirip dengan mandi wajib lainnya. Yang membedakan adalah bacaan doa mandi nifas.
Dengan membaca doa dan melakukan tata cara mandi nifas yang benar, seorang muslimah dapat merasa lebih tenang saat beribadah. Hal ini karena kegiatan thaharah tersebut sangat mempengaruhi sahnya ibadah yang ia lakukan. Bagaimana tata cara mandi nifas dan kapan mandi wajib ini harus dilakukan?
Pengertian Nifas dan Fiqih Tentangnya
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui kemaluan ketika mereka selesai melahirkan anak. Darah tersebut keluar pada mereka yang melahirkan secara normal maupun caesar dan mereka yang mengalami keguguran.
Dalam kasus wanita yang mengalami keguguran, mandi nifas tetap wajib mereka lakukan meski bayi yang mereka kandung masih dalam bentuk gumpalan darah. Selain itu, mandi nifas juga tetap harus dilakukan walapun proses keluarnya bayi yang meninggal dilakukan dengan cara kuret.
Baca Juga :
Selama mengalami nifas, rahim wanita dan organ-organ lainnya menjalani pemulihan. Selain itu, dalam Islam, wanita yang sedang nifas tidak diperbolehkan melakukan ibadah tertentu. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang nifas dan fiqih nifas.
1. Ciri-Ciri Nifas
Seorang wanita yang baru saja melahirkan, umumnya akan mengeluarkan darah nifas setiap hari selama kurang lebih 3 minggu. Pada tahap ini, darah berwarna merah tua dan tidak berbau menyengat.
Selanjutnya, warna darah perlahan-lahan berubah menjadi merah muda, lalu coklat tua. Pada tahap ini, pendarahan sifatnya ringan atau hanya flek. Setelah itu, warna darah berubah menjadi putih atau krem kekuningan. Selain itu, jumlah darah yang keluar juga semakin sedikit.
2. Aturan Ibadah Wanita Nifas
Selama nifas, seorang muslimah harus mengikuti aturan ibadah tertentu.
- Wanita yang sedang nifas tidak diperbolehkan untuk melaksanakan shalat. Meski demikian, ia tidak perlu mengganti shalat yang tidak ia kerjakan selama nifas.
- Mereka juga dilarang untuk berpuasa, baik puasa Ramadhan maupun puasa sunnah. Namun, mereka wajib mengganti puasa Ramadhan yang mereka lewatkan di lain waktu.
- Wanita yang sedang nifas tidak boleh membawa atau memegang mushaf Alquran. Mereka juga tidak diizinkan membaca Alquran, kecuali sebagai dzikir.
- I’tikaf di masjid dan thawaf juga tidak boleh dilakukan oleh mereka yang sedang nifas.
- Wanita yang sedang nifas dilarang bersenggama dengan suami mereka. Jika larangan ini dilanggar, keduanya harus melakukan taubat nasuha. Selain itu, beberapa ulama beranggapan bahwa mereka harus membayar kafarat sebesar 0,5 hingga 1 dinar.
- Selama masa nifas, wanita tidak boleh meminta cerai maupun diceraikan oleh suaminya.
3. Lamanya Nifas dan Cara Membedakan Nifas dengan Haid dan Istihadhah
Lamanya nifas bervariasi antara 1 wanita dengan yang lainnya. Umumnya, seorang wanita yang baru saja melahirkan mengalami nifas selama 40 hari.
Namun, ada pula yang hanya mengalaminya kurang dari 40 hari dan ada yang mencapai 60 hari. Oleh karena itu, dalam mazhab Syafii, batas maksimal nifas adalah 60 hari.
Jika lebih dari itu, darah yang keluar bisa berupa darah haid atau istihadhah. Darah ini dihukumi darah haid jika terdapat jeda. Contohnya, seorang wanita mengalami nifas selama 60 hari, lalu ia tidak mengalami pendarahan selama 2 hari, dan mengalami pendarahan lagi pada hari ke 63.
Maka, jeda tanpa pendarahan ini dihukumi masa suci dan darah yang keluar pada hari ke-63 dihukumi sebagai darah haid. Dengan demikian, wanita tersebut harus mandi nifas pada masa suci.
Namun, jika ia mengalami pendarahan selama 63 hari setelah melahirkan tanpa jeda, maka darah yang keluar pada hari ke 61 hingga ke 63 dihukumi sebagai darah istihadhah. Dengan demikian, wanita tersebut harus melakukan tata cara dan doa mandi nifas pada hari ke-61.
Setelah melakukan mandi wajib ini, ia harus menjalankan ibadah wajib, seperti shalat dan puasa. Akan tetapi, wanita istihadah harus melakukan istinja, menggunakan pembalut bersih, dan berwudhu sebelum shalat.
Hukum Mandi Nifas
Mandi nifas hukumnya wajib dilakukan setelah masa nifas selesai. Kegiatan thaharah ini tergolong sebagai mandi junub atau mandi wajib. Mengapa wanita yang selesai nifas harus mandi wajib?
Darah nifas termasuk sebagai hadas besar. Oleh karena itu, hadas ini tidak dapat disucikan hanya dengan berwudhu dan istinja. Mereka yang dalam keadaan junub diwajibkan untuk melakukan mandi wajib untuk mensucikan diri. Perintah ini tercantum pada QS Al Maidah ayat 6.
الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ
الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ
وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ
عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.
Jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih);
Sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Rukun Mandi Nifas
Mandi nifas tidak akan sah jika rukun mandi wajib ini tidak terpenuhi. Rukun tersebut adalah sebagai berikut.
1. Niat
Rukun mandi nifas yang pertama adalah niat. Doa niat mandi besar nifas harus diucapkan sambil membasahi salah satu anggota tubuh. Muslimah dibebaskan mengguyur bagian tubuh mana saja dalam memulai mandi nifas.
Namun, yang terpenting adalah aktivitas menyiram tubuh ini harus dibarengi dengan niat. Jadi, apabila seorang muslimah lupa membaca niat saat menyiram tubuhnya, ia harus membaca niat doa mandi nifas pada guyuran ke-2.
Baca Juga :
Akan tetapi, anggota tubuh yang pertama diguyur tadi harus diulang kembali. Hal ini karena bagian tubuh tersebut tidak dianggap sebagai bagian dari aktivitas mandi nifas.
2. Membasahi Seluruh Tubuh
Rukun yang ke-2 yang menjadikan mandi nifas sah adalah membasahi seluruh tubuh. Apabila ada bagian tubuh atau lipatan pada tubuh yang belum terkena air, maka mandi nifas belum dianggap sah.
Oleh karena itu, wanita yang selesai nifas harus melakukan mandi wajib ini dengan teliti dan seksama. Mereka harus memastikan bahwa kepala hingga kaki mereka basah terkena air dan tidak ada lipatan kulit yang terlewat saat membasahi tubuh.
Doa Mandi Nifas dan Caranya
Selain memiliki dua rukun yang sifatnya wajib dilakukan, mandi wajib selesai nifas juga terdiri dari beberapa aktivitas sunnah. Sebagian besar muslimah menggabungkan rukun dan sunnah mandi wajib ketika mandi nifas. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh tubuh benar-benar terkena air.
Berikut ini niat doa mandi nifas setelah melahirkan dan tata caranya.
1. Niat
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, niat mandi nifas menentukan sahnya mandi wajib tersebut. Dinukil dari website NU Online, bunyi niat mandi nifas adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsin nifaasi lillahi Ta’aala. Artinya: Saya berniat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.
2. Membasuh dan Membersihkan Kedua Tangan
Disunahkan, bagian tubuh pertama kali yang dibasahi dengan air adalah telapak tangan. Ketika membasahi telapak tangan, muslimah harus sambil membaca niat mandi nifas.
Ketika membasuh tangan, jangan lupa untuk memastikan sela-sela jari basah terkena air. Selain itu, disunahkan bahwa tiap telapak tangan dibasuh sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan agar tangan bersih dari hadas dan kotoran.
3. Membersihkan Lipatan dan Bagian Tubuh yang Tersembunyi
Langkah selanjutnya adalah membasuh dan membersihkan lipatan serta bagian tubuh yang tersembunyi. Beberapa bagian tubuh tersebut adalah kemaluan, dubur, ketiak, pusar, dan lipatan di bawah dada.
Bagian tubuh ini harus dibersihkan karena biasanya lebih kotor dari bagian tubuh lainnya. Ketika membersihkan lipatan dan bagian tubuh yang tersembunyi ini, tangan yang digunakan adalah tangan kiri.
Perlu diingat bahwa setelah membersihkan kemaluan dan dubur, tangan hendaknya dibersihkan dengan sabun atau digosok-gosokkan ke tanah. Dengan demikian, hadas besar tidak menempel pada tangan. Namun, setelah membersihkan ketiak, pusar, dll, tangan hanya perlu dibilas air.
4. Berwudhu
Langkah mandi nifas yang keempat adalah berwudhu. Tujuan dilakukannya wudhu adalah untuk membersihkan tubuh dari hadas kecil. Gerakan wudhu yang dilakukan pada mandi nifas sama seperti berwudhu saat hendak shalat, yaitu dimulai dengan membasuh tangan hingga kaki.
5. Membasahi Kepala
Langkah selanjutnya adalah membasahi kepala dan rambut. Ada dua versi cara membasahi kepala yang bisa dilakukan oleh para muslimah. Yang pertama dilakukan dengan cara mengguyur kepala mereka dengan air sebanyak 3 kali dengan kondisi rambut tetap terikat.
Cara di atas hanya boleh dilakukan oleh mereka yang memiliki rambut panjang dengan jalinan rambut yang sangat kuat. Cara yang kedua adalah mengguyur kepala dengan air sebanyak 3 kali sambil menggosok-gosok kepala tapi dalam kondisi jalinan rambut terurai.
6. Mengguyur Seluruh Tubuh
Langkah terakhir dalam mandi nifas adaah membasahi seluruh tubuh. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mandi wajib setelah nifas benar-benar sah.
Cara mengguyur air ke seluruh tubuh ini sedikit berbeda dengan cara mandi sehari-hari. Pada tahap ini, tubuh bagian kanan harus disiram air terlebih dahulu sebanyak 3 kali. Selanjutnya, baru tubuh bagian kiri yang diguyur air dengan jumlah pengulangan yang sama.
Beda Mandi Nifas dan Mandi Wiladah
Selain harus melakukan mandi nifas saat masa nifas usai, wanita yang baru saja melahirkan juga diwajibkan untuk melakukan mandi wiladah atau mandi setelah melahirkan. Apa perbedaan mandi nifas dan mandi wiladah?
1. Waktunya
Mandi nifas dilakukan saat masa nifas telah selesai. Sementara itu, mandi wiladah dilakukan oleh wanita yang baru saja melahirkan.
Mereka yang menjalani proses kelahiran normal maupun keguguran tanpa tindakan operasi dapat melakukan mandi wiladah sesegera mungkin. Namun, wanita yang menjalani operasi caesar sebaiknya menunggu hingga luka jahitan mereka dibuka perbannya dan kering.
Beberapa ulama menganjurkan mandi wiladah dilakukan segera setelah melahirkan jika nifas belum keluar. Namun, jika darah nifas langsung keluar setelah melahirkan, maka mandi wiladah harus dilakukan saat nifas telah selesai. Jadi, mandi nifas boleh digabung dengan mandi wiladah.
2. Alasan Mengapa Harus Dilakukan
Darah nifas dihukumi sebagai hadas besar seperti pula darah haid. Oleh karena itu, muslimah yang telah selesai nifas harus mensucikan diri dengan mandi nifas.
Di sisi lain, mandi wiladah harus dilakukan karena bayi yang dilahirkan adalah hasil dari sperma yang tergolong sebagai hadas besar. Oleh karena itu, wanita yang melahirkan harus mensucikan diri. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Syekh Nawawi Banten yang dikutip dari NU Online.
لِأنّ الغسْلَ يجبُ بِخرُوج الْماء الذِي يخلق منه الولدُ، فَبِخروجِ الولدِ أوْلَى
Artinya: “Karena, sungguh mandi itu wajib dengan sebab keluarnya air (sperma) yang bayi tercipta darinya, maka dengan kelahiran anak (kewajiban mandi) itu lebih utama.”
3. Niatnya
Perbedaan lain dari mandi nifas dan mandi wiladah adalah pada niatnya. Mandi nifas yang dilakukan secara terpisah mengharuskan muslimah untuk melafalkan doa mandi nifas seperti yang telah dibahas di atas.
Baca Juga :
Sementara itu, mandi wiladah yang tidak dibarengi dengan mandi nifas memiliki niat sebagai berikut.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anil wilaadati lillaahi ta’aalaa. Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar sebab wiladah karena Allah Ta’ala.”
Sementara itu, niat mandi nifas dan wiladah yang digabung adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ وَ الوِلاَدَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas dan melahirkan karena Allah Ta’ala.”
Tata cara dan doa mandi nifas harus dipelajari oleh muslimah yang sedang menjalani masa nifas. Dengan mempelajarinya, mereka dapat menjalankan aktivitas thaharah ini dengan benar ketika nifas mereka selesai. Sehingga, ibadah pun lebih nyaman dilakukan.
Wujudkan Impianmu : Beasiswa 100% dari LKP Mandiri Entrepreneur Center!
Segera daftarkan dirimu dan ikuti jejak para pengusaha sukses yang telah kami latih. Bersama, kita akan membangun generasi penerus yang siap menghadapi tantangan dunia bisnis global.
Jangan tunda lagi! Jadilah bagian dari perubahan. Daftar sekarang di LKP Mandiri Entrepreneur Center dan mulailah perjalanan menuju kesuksesanmu. DAFTAR SEKARANG