Setiap orang punya jalan sukses yang berbeda. Ada yang menemukan jalannya lewat gelar tinggi, ada pula yang meniti dari peluang kecil yang tak disangka-sangka. Salah satunya adalah Reza Trie Nur Cahyo, alumni LKP Mandiri Entrepreneur Center (MEC) angkatan 11 Jurusan Akuntansi, asal Kediri, Jawa Timur.
Dulu, ia hanyalah anak dari keluarga sederhana yang hidup pas-pasan. Kini, ia bekerja di perusahaan Mining Service Contractor sebagai Technical Maintenance dengan penghasilan yang bahkan melampaui UMR Jakarta.
Awal Perjalanan: Dari Kegagalan Masuk Kampus Negeri ke Jalur Beasiswa MEC
Reza lahir di Kediri, 3 Agustus 1997. Setelah lulus SMA, ia sempat dilanda kekecewaan karena gagal masuk ke universitas negeri di Jawa Timur. Namun, justru dari kegagalan itulah pintu baru terbuka. Ia dikenalkan dengan LKP Mandiri Entrepreneur Center oleh gurunya, Almarhumah Ibu Rini, yang saat itu aktif menyalurkan bantuan beasiswa untuk anak yatim dan siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
“Kalau bukan karena Bu Rini, mungkin saya tidak akan tahu tentang MEC,” kenangnya.
Dorongan dari sang guru itu menjadi titik awal perjalanan Reza menuju masa depan yang lebih jelas — meski saat itu, ia sendiri belum punya bayangan cita-cita apa yang ingin dicapai.
Menemukan Arah Baru Lewat Dunia Akuntansi
Di MEC, Reza diterima masuk ke prodi Akuntansi. Pada awalnya ia kurang memahami seluk beluk dunia keuangan dan pembukuan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan kesenangan dalam setiap tahapan pembelajaran — mulai dari pengelolaan finansial, dasar – dasar manajemen bisnis, hingga praktik administrasi kantor.
Yang membuatnya terkesan bukan hanya pelajaran akademis, melainkan juga pengembangan karakter dan kedisiplinan yang di terapkan dengan konsisten.
“Belajar di MEC sungguh menarik. Dari pengajar, materi yang diberikan, sampai fasilitasnya sudah cukup baik. Terlebih lagi, semua itu disediakan secara gratis berkat sistem beasiswa,” ucapnya.
Namun, di sisi lain, hidup di asrama juga dipenuhi dengan berbagai tantangan. Jadwal yang padat, kegiatan diniyah yang intensif, serta sesi belajar yang berlangsung hingga malam hari seringkali membuat para peserta didik merasa kelelahan. Meskipum begitu, Reza mengungkapkan bahwa disiplin dan kebersamaan di MEC justru memperkuat mentalnya.
Salah satu momen paling berkesan baginya adalah kegiatan shalat malam berjamaah.
“Itu pengalaman spiritual yang luar biasa. Kegiatan seperti itu sangat jarang sekali bisa ditemukan di lembaga pendidikan umum,” ujarnya dengan haru.
Belajar Hidup Mandiri dan Percaya Diri
Di MEC, Reza tidak hanya belajar teori akuntansi, tetapi juga ilmu kehidupan.
Ia belajar berani berbicara di depan umum, belajar menghargai teman dari berbagai daerah, dan mengasah kemampuan komunikasi.
“Dulu saya pemalu, tapi di MEC saya belajar tampil di depan orang banyak. Sekarang saya bisa menyampaikan pendapat dengan percaya diri,” tuturnya.
Selain itu, kehidupan di asrama membuatnya semakin disiplin dalam beribadah.
“Saya jadi lebih terjaga sholat lima waktunya dan lebih sadar akan pentingnya amalan sunnah,” tambahnya.
Dari Lulusan Akuntansi ke Dunia Teknik: Bukti Fleksibilitas Skill MEC
Setelah dinyatakan lulus dari Program Studi Akuntansi di Mandiri Entrepreneur Center (MEC), Reza tak langsung mencari pekerjaan kantoran. Bersama beberapa teman seperjuangan, ia justru memilih untuk berwirausaha. Mereka membuka usaha kecil menjual Mie Pedas yang dikelola secara mandiri. Meski sederhana, usaha tersebut menjadi ajang pembelajaran nyata bagi Reza tentang kerja sama tim, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran.
“Waktu itu kami sama-sama baru lulus, jadi modal utama kami bukan uang, tapi semangat dan tekad. Dari situ saya belajar bahwa dunia usaha tidak mudah, tapi sangat menantang,” kenangnya sambil tersenyum.
Usaha tersebut berjalan beberapa bulan, hingga akhirnya Reza memutuskan untuk memperluas pengalaman dengan bekerja di luar kota. Ia kembali ke kota asalnya, Kediri, tempat ia mulai menapaki karier profesional pertamanya.
Namun, jiwa petualang dan semangat berkembang mendorongnya melangkah lebih jauh. Tak lama kemudian, Reza memutuskan merantau ke Kalimantan, menerima tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan Mining Service Contractor. Tantangan baru pun dimulai — kali ini di bidang Technical Maintenance pada departemen plant, yang sepintas jauh dari latar belakang akuntansinya.
Awalnya ia sempat ragu, apakah seorang lulusan akuntansi bisa menembus dunia industri yang lebih teknis? Namun, berkat mental tangguh, kemampuan adaptasi, dan pola pikir problem-solving yang ia latih selama di MEC, Reza justru berhasil membuktikan diri.
Kini ia dipercaya menangani pekerjaan yang menuntut ketelitian dan tanggung jawab besar. “Ilmu yang saya dapat di MEC sangat berguna, meski bidang kerja saya berbeda. Di sini saya pakai kemampuan analisis dan manajemen waktu yang dulu dilatih lewat pelajaran akuntansi,” ujarnya.
Yang lebih membanggakan, penghasilannya kini melampaui UMR Jakarta, menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada jurusan, melainkan pada mental, karakter, dan semangat belajar yang berkelanjutan.
Pesan untuk Peserta Didik MEC
Reza punya pesan sederhana namun bermakna bagi adik-adiknya di MEC:
“Bersungguh-sungguhlah dalam belajar, baik akademik maupun diniyah. Kita tidak pernah tahu dari mana jalan rezeki kita akan datang. Ilmu dari MEC pasti bermanfaat — bahkan ketika kita terjun di bidang yang berbeda.”
Ia juga menekankan pentingnya membangun karakter dan keikhlasan. Menurutnya, nilai-nilai spiritual dan kemandirian yang ditanamkan selama di asrama MEC menjadi fondasi utama yang membantunya bertahan di dunia kerja.
Harapan untuk MEC
Menutup ceritanya, Reza menyampaikan harapan agar LKP Mandiri Entrepreneur Center terus tumbuh dan menjadi jembatan bagi generasi muda dari berbagai daerah.
“Semoga MEC makin besar dan bisa membantu lebih banyak anak muda menemukan arah hidupnya. Ilmu di MEC bukan hanya tentang akademik, tapi juga tentang kehidupan,” pungkasnya